Gangguan Psikosomatis
Beberapa penyakit fisik dipercaya terjadi karena adanya pengaruh dari faktor stres dan tekanan yang dialami sehari-hari. Sakit pada punggung bagian bawah dan tekanan darah tinggi disebutkan berhubungan dengan stres yang dialami seseorang. Psikosomatis sendiri melihat mental dan emosi mampu untuk mempengaruhi penyakit fisik. Psikiater biasanya membedakan antara gangguan psikomatis dan gangguan somatoform. Gangguan psikosomatis berupa gangguan yang faktor mental berpengaruh signifikan pada perkembangan, ekspresi, dan resolusi dari penyakit fisik. Sedangkan gangguan somatoform merupakan gangguan yang faktor mental menjadi penyebab utama dari penyakit fisik.
Frasa “penyakit psikomatis” sendiri sering digunakan untuk menyebutkan penyakit yang tidak memiliki dasar fisik sama sekali, bahkan penyakit yang dipalsukan. Namun dalam pengobatan psikomatis kontemporer, istilah ini biasanya terbatas pada penyakit yang memiliki dasar fisik yang jelas, namun diyakini bahwa faktor psikologis juga berperan.
Gejala Psikosomatis
Beberapa gejala umum yang terjadi pada penyakit yang dipengaruhi faktor stres misalnya:
a. jantung berdetak kencang
b. tangan yang berkeringat
c. otot yang tegang
d. sesak napas
c. nyeri kepala
Tanda-tanda tubuh sakit karena faktor stres bisa jadi berbeda tergantung dari faktor biologis. Misalnya wanita sering melaporkan gejala pusing meskipun sudah tidur cukup, iritasi, perut yang kembung, dan perubahan pada periode menstruasi. Gejala pada pria agak berbeda, misalnya rasa sakit di dada, meningkatnya tekanan darah, dan perubahan gairah seksual.
Pengobatan Psikosomatis
Lalu bagaimana cara mengobati penyakit psikosomatis? Pengobatan penyakit psikosomatis bisa dilakukan sesuai dengan diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Di Amerika Serikat sendiri pengobatan psikosomatis dianggap sebagai subspesialisasi dari bidang psikiatri dan neurologi. Sedangkan di Jerman dan negara Eropa lainnya dianggap sebagai subspesialisasi penyakit dalam. Perawatan medis dan psikoterapi dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang diyakini memiliki komponen psikosomatis.
Kritik terhadap Psikosomatis
Istilah dan pengobatan psikomatis sendiri juga mendapatkan kritikan dari beberapa pihak. Misalnya saat penderita kanker mendapatkan terapi psikologi untuk bisa berpikir positif sehingga bisa membantu mengobati penyakitnya. Namun saat penyakit tersebut ternyata tidak semakin membaik, pasien bisa jadi berpikir bahwa dirinya tidak bersikap yang seharusnya.
Angela Kennedy dalam bukunya Authors of Our Own Misfortunes, berpendapat bahwa psikogenik untuk penyakit fisik berakar pada logika yang salah sehingga pasien yang secara medis tidak dapat dijelaskan penyakitnya dianggap berpura-pura sakit. Diagnosis gangguan psikogenis ini menurutnya sering memiliki konsekuensi yang merugikan bagi pasien.
Sumber:
https://www.verywellmind.com/depression-can-be-a-real-pain-1065455#psychosomatic-symptoms
https://en.wikipedia.org/wiki/Psychosomatic_medicine
Beberapa gejala umum yang terjadi pada penyakit yang dipengaruhi faktor stres misalnya:
a. jantung berdetak kencang
b. tangan yang berkeringat
c. otot yang tegang
d. sesak napas
c. nyeri kepala
Tanda-tanda tubuh sakit karena faktor stres bisa jadi berbeda tergantung dari faktor biologis. Misalnya wanita sering melaporkan gejala pusing meskipun sudah tidur cukup, iritasi, perut yang kembung, dan perubahan pada periode menstruasi. Gejala pada pria agak berbeda, misalnya rasa sakit di dada, meningkatnya tekanan darah, dan perubahan gairah seksual.
Pengobatan Psikosomatis
Lalu bagaimana cara mengobati penyakit psikosomatis? Pengobatan penyakit psikosomatis bisa dilakukan sesuai dengan diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Di Amerika Serikat sendiri pengobatan psikosomatis dianggap sebagai subspesialisasi dari bidang psikiatri dan neurologi. Sedangkan di Jerman dan negara Eropa lainnya dianggap sebagai subspesialisasi penyakit dalam. Perawatan medis dan psikoterapi dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang diyakini memiliki komponen psikosomatis.
Kritik terhadap Psikosomatis
Istilah dan pengobatan psikomatis sendiri juga mendapatkan kritikan dari beberapa pihak. Misalnya saat penderita kanker mendapatkan terapi psikologi untuk bisa berpikir positif sehingga bisa membantu mengobati penyakitnya. Namun saat penyakit tersebut ternyata tidak semakin membaik, pasien bisa jadi berpikir bahwa dirinya tidak bersikap yang seharusnya.
Angela Kennedy dalam bukunya Authors of Our Own Misfortunes, berpendapat bahwa psikogenik untuk penyakit fisik berakar pada logika yang salah sehingga pasien yang secara medis tidak dapat dijelaskan penyakitnya dianggap berpura-pura sakit. Diagnosis gangguan psikogenis ini menurutnya sering memiliki konsekuensi yang merugikan bagi pasien.
Sumber:
https://www.verywellmind.com/depression-can-be-a-real-pain-1065455#psychosomatic-symptoms
https://en.wikipedia.org/wiki/Psychosomatic_medicine
Sakit Karena Stres? Ini Penjelasan Soal Gangguan Psikosomatis
Reviewed by Admin
on
Januari 28, 2021
Rating:

Tidak ada komentar: