Misophonia, Gangguan terhadap Suara?

Penderita misophonia terdampak secara emosional oleh suara tertentu, yang biasanya dibuat orang lain dan tidak terlalu mendapat perhatian dari orang lain. Contoh suara biasa yang membuat terganggu misalnya suara nafas, menguap, atau mengunyah. Suara-suara tersebut bisa menyebabkan respon fight-or-flight yang memicu kemarahan dan hasrat untuk kabur.

Foto: pexels.com/@mart-production/

Meskipun jarang ada yang mengadukan gangguan mereka pada layanan kesehatan namun ini merupakan gangguan yang nyata. Misophonia merupakan kondisi yang bisa mengganggu fungsi, sosialisasi dan kesehatan mental. Ini biasanya muncul sekitar usia 12 tahun, dan bisa berpengaruh pada lebih banyak orang dari yang disadari. 

Apa penyebab misophonia? 

Penderita misophonia biasanya menunjukkan tanda stres fisiologis seperti meningkatnya keringat dan detak jantung karena adanya suara-suara tersebut. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ada sebuah bagian dari otak yang memainkan peran baik pada amarah dan dalam integrasi input luar dengan input dari organ. Bagian tersebut adalah anterior insular cortex atau AIC. 

Scan fMRI menunjukkan bahwa AIC menyebabkan lebih banyak aktivitas di bagian lain pada otak selama suara pemicu misophonia. Bagian dari otak ini bertanggung jawab pada memori jangka panjang, ketakutan, dan emosi lain. Ini menjadi masuk akal, karena orang dengan misophonia punya reaksi emosional yang kuat terhadap suara umum. 

Para peneliti juga menggunakan pemindaian MRI seluruh otak untuk memetakan otak. Penderita misophonia ternyata memiliki mielinisasi yang lebih tinggi. Myelin merupakan zat lemak yang membungkus sel-sel saraf di otak untuk memberikan isolasi listrik. Tak diketahui apakah myelin ekstra tersebut penyebab atau efek dari misophonia.

Kondisi misophonia banyak muncul pada orang-orang yang juga menderita gangguan lainnya seperti OCD, kecemasan, tourette syndrome, dan tinnitus. Ada juga koneksi potensial antara misophonia dan ADHD. 

Bagaimana pengobatan misophonia? 

Sejauh ini tidak ada penyembuhan untuk misophonia, namun penderitanya memiliki pilihan untuk mengatasi gejalanya. Bagi penderita tinnitus, maka bisa melakukan terapi untuk menerima atau mentoleransi suara yang didengar. Perawatan lain berupa counterconditioning yaitu dengan melemahkan suara yang memicu dengan hal positif atau hal yang menyenangkan seperti lagu favorit, foto orang disukai, atau hal lainnya. Penderita juga bisa melakukan teknik coping dan terapi perilaku kognitif. 


Sumber: 

health.harvard.edu/blog/misophonia-sounds-really-make-crazy-2017042111534

healthline.com/health/misophonia


Misophonia, Gangguan terhadap Suara? Misophonia, Gangguan terhadap Suara? Reviewed by Admin on Agustus 23, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.